Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Bisakah Kita Bersimpati Pada Seseorang Tanpa Menyetujui Tindakannya?

Aku selalu berpikir kalau perasaan dan logika tidak perlu sejalan. Aku bisa merasa kasihan pada seseorang yang kesusahan, tapi tidak bisa memaklumi tindakannya merampok. Opiniku bisa berubah sepanjang waktu, kecuali untuk hal-hal yang memang tidak sejalan dengan prinsipku seperti pelacuran, LGBT, bunuh diri, dsb ( agree to disagree ya, tidak ada paksaan untuk beropini sama sepertiku). Lalu aku mulai berpikir, cerita kan disampaikan untuk memberitahu kondisi dari sisi penutur dan penutur pasti berharap agar orang mau memahami dirinya – lebih bagus lagi kalau mendukung tindakannya. Apakah adil ketika seseorang sudah menjelaskan kisahnya dan kita kekeuh tidak setuju dengan tindakannya? Apalagi ada kutipan yang bilang, “orang-orang yang hobi membaca adalah orang yang paling toleran sebab mereka melihat banyak perspektif.” Sampai sejauh mana “toleran” yang dimaksud ini? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul setelah aku membaca kisah seorang istri yang mendukung keputusan suaminya untuk bunuh di