Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Skripsi

Ketika mencari narasumber untuk keperluan skripsi, aku belajar bahwa penolakan bukan kegagalan, tapi belokan tajam menuju tujuan akhir. Kalau aku tidak memulai karena takut salah, aku tidak akan pernah menginjakkan kaki di garis finish . Tidak ada satupun narasumber di skripsi finalku yang sesuai dengan daftar yang kurencanakan di awal. Walaupun begitu bukan berarti skripsiku gagal. Apa yang kuinginkan tapi tidak kudapat ternyata diganti dengan yang lebih baik di akhir. Narasumber yang menolak diwawancarai karena merasa tidak sesuai dengan topik skripsiku turut memberikan rekomendasi dan mengarahkan siapa yang lebih cocok. Dari pengalaman tersebut aku belajar bahwa jangan sampai rasa khawatir menghalangi langkah kita. Seiring dengan perjalanan yang kita tempuh, akan ada banyak rintangan dan tidak jarang hambatan yang memaksa kita untuk merombak rute awal. Pada akhirnya semua kesulitan itu, yang mungkin pada saat terjadi nampak hanya merugikan dan tiada manfaatnya, akan mengantarkan kit

Don't Take Things Too Personally

Sehabis nonton video Anna Akana yang judulnya "How to Not Care What People Think", aku teringat satu contoh konkret seseorang yang projecting banget di media sosial. Projecting yang kupahami dan kugunakan di sini adalah ketika seseorang memproyeksikan dirinya sendiri, pengalaman pribadi atau bahkan ketidaksukaannya pada suatu aspek dalam dirinya sendiri (yang sebenarnya tidak ia sadari) ke pernyataan atau sikap orang lain. Hasilnya dia akan merasa dirinya diserang oleh pernyataan dan sikap tersebut walaupun maksud orang lain tidak demikian. Seringnya projecting ini enggak begitu kelihatan atau disadari oleh orang lain. Tapi dalam kasus satu ini, projecting -nya jelas terlihat karena suatu pihak merasa tersinggung terhadap suatu pernyataan yang sebenarnya kalau ditelaah secara objektif juga tidak begitu nyambung (menurutku). Suatu akun publik mengunggah tulisan yang isinya mengingatkan supaya kita hati-hati ketika ingin melabeli sesuatu sebagai hal yang " toxic ." Te

Review Webtoon: The Real Lesson, Jalan Tengah Hukuman Fisik pada Murid

Gambar
  REVIEW WEBTOON: THE REAL LESSON Banner Webtoon The Real Lesson Topik mengenai kekerasan dalam dunia pendidikan, terutama yang dilakukan oleh pendidik terhadap siswa, sering menjadi perbincangan yang menghasilkan pihak pro dan kontra. Berhubungan dengan topik tersebut, aku ingin merekomendasikan sekaligus membahas webtoon berjudul The Real Lesson . (Perlu diingat bahwa saat reviewer menulis ini, The Real Lesson baru mencapai episode 16). The Real Lesson adalah terbitan terbaru YLAB (yang nerbitin Study Group dan webtoon-webtoon bertema aksi) dan ditulis oleh Chae Yongtaek (penulis Reawaken Man ). Sinopsisnya berbunyi, " Setelah undang-undang larangan memukul para siswa disahkan, semakin banyak siswa yang seperti preman. Suatu hari, seorang laki-laki yang kuat muncul dan menghajar para preman sekolah tersebut. Sebenarnya siapa laki-laki itu?!” Di episode 1 diberikan prolog yang memberi gambaran dari situasi latar cerita. Prolognya akan kutulis untuk membantu mereka yang b

Peran Ayah Menurutku...

Gambar
  Banyak obrolan tentang betapa pentingnya peran seorang ibu dalam membentuk anak. Topik tentang peran ayah termasuk jarang mampir ke telingaku, mungkin akunya yang kurang mengulik atau memang ini tema yang cukup terpinggirkan. Setelah berpikir beberapa saat, inilah kesimpulan sederhanaku tentang salah satu andil ayah dalam pembentukan karakter anak, terutama dalam membangun masyarakat yang menghargai dan menghormati perempuan.

Menerima Bahwa Aku Bukan Teman Curhat Pemberi Solusi Tepat

Salah satu teman dekatku, Isti, pernah bilang kalau aku dan Afifah cocok didatangi ketika seseorang ingin curhat dan mendapat dukungan atau dibesarkan hatinya. Kalau ingin curhat untuk mendapatkan solusi permasalahan, maka Denintalah orang yang tepat. Aku belum sadar saat itu, namun sepertinya aku tidak terima dengan penilaian tersebut (biarpun pernyataannya memang benar hehe). Menurutku, seseorang yang bagus untuk dicurhati adalah pendengar yang baik, support system yang bisa diandalkan, dan bisa memberikan solusi serta saran mumpuni. Mulai lagi deh, kebiasaanku yang menuntut terlalu tinggi. Sejak saat itu, setiap kali orang datang untuk curhat padaku, aku selalu mencoba mempersiapkan diri sebaik mungkin layaknya orang yang berprofesi jadi konsultan. Aku bertekad untuk mencari celah dari permasalahan yang dibawa setiap teman curhat dan menawarkan saran yang bisa membantu mereka. Aku baru sadar pas menulis ini, tapi kalau begitu niatku jadi tidak murni untuk membantu teman ya. Aku