Jika Tak Memiliki Bakat Menulis, Untuk Apa Mengangkat Pena? (1)
Saat masih kecil, kukira aku bisa hidup dari bergantung pada kemampuan menulisku. Cita-citaku menjadi penulis karena aku ingin menyampaikan kisah-kisah yang bisa mengaduk emosi pembaca. Sedikit iseng, aku malah berkeinginan membuat karakter yang akan disayangi pembaca lalu karakter tersebut akan kukirim ke akhirat setelah para pembaca sudah jatuh hati. Itu skema ‘jahat’ awalku. Akan tetapi, semakin aku beranjak dewasa, aku mulai kehilangan arah dalam melangkah. Salah satunya adalah dalam hal tulis menulis. Berhubung unggahan ini bukan artikel terstruktur, mari kita ngalor-ngidul sedikit. Kemarin malam, aku menelepon Afifah, salah satu bestie kuliahku. Aku mencurahkan kegalauanku padanya. Kubilang kalau aku tidak tahu sebenarnya aku ditakdirkan untuk jalan hidup yang seperti apa. Pikiran tersebut terlintas kala aku menemukan akun media sosial anak-anak muda yang bisa melanglang buana kemana saja. Anak-anak muda ini bersekolah di luar negeri atau mendapatkan pekerjaan keren (mungkin ra...