Bisakah Kita Bersimpati Pada Seseorang Tanpa Menyetujui Tindakannya?

Aku selalu berpikir kalau perasaan dan logika tidak perlu sejalan. Aku bisa merasa kasihan pada seseorang yang kesusahan, tapi tidak bisa memaklumi tindakannya merampok. Opiniku bisa berubah sepanjang waktu, kecuali untuk hal-hal yang memang tidak sejalan dengan prinsipku seperti pelacuran, LGBT, bunuh diri, dsb (agree to disagree ya, tidak ada paksaan untuk beropini sama sepertiku). Lalu aku mulai berpikir, cerita kan disampaikan untuk memberitahu kondisi dari sisi penutur dan penutur pasti berharap agar orang mau memahami dirinya – lebih bagus lagi kalau mendukung tindakannya. Apakah adil ketika seseorang sudah menjelaskan kisahnya dan kita kekeuh tidak setuju dengan tindakannya? Apalagi ada kutipan yang bilang, “orang-orang yang hobi membaca adalah orang yang paling toleran sebab mereka melihat banyak perspektif.” Sampai sejauh mana “toleran” yang dimaksud ini? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul setelah aku membaca kisah seorang istri yang mendukung keputusan suaminya untuk bunuh diri secara legal sebab menderita penyakit parah. Aku bisa membayangkan kesedihan dan penderitaan mereka, apalagi temanku ada yg meninggal akibat kanker juga. Kejamkah jika aku tidak setuju dengan keputusan suami-istri tersebut?

Akhirnya aku diskusi dengan orang-orang sekitarku. Jawaban mereka keren-keren. Setelah kuanalisa, kesimpulan yang kudapat adalah:

Ya, kita bisa bersimpati tanpa harus membiarkan perasaan simpati tersebut menguasai dan mengubah hal-hal yang kita pegang teguh selama ini. Kita juga bisa memilah-memilah suatu isu, dimana pasti ada hal yang kita setujui dan tidak setujui. Kita harus ingat kalau setiap orang berbeda. Diriku berbeda dari orang-orang yang kubaca kisahnya. Peristiwa dalam hidup mereka dan lingkungan yang membentuk keputusan mereka pasti akan berbeda dariku. Aku bisa merasa sedih, marah, kecewa, dan senang untuk mereka serta membayangkan diriku di posisi mereka. Tapi aku juga bisa menilai secara objektif situasi keseluruhan dari jauh, mengambil hal yang memang bisa diterapkan olehku, dan kembali menjadi diriku lagi pada akhirnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jika Tak Memiliki Bakat Menulis, Untuk Apa Mengangkat Pena? (1)

Review Webtoon: The Real Lesson, Jalan Tengah Hukuman Fisik pada Murid